Long time no see...
I really miss this blog... I almost forget how I wrote here passionately before...
- Ritsu Rei
Dimulai saat diriku masih seorang remaja labil yang baru tahu apa itu percintaan, persahabatan, dan bagaimana caranya bergaul dengan orang lain. Pada saat itu aku merasakan akan hausnya perhatian dari orang lain. Aku selalu ingin menjadi diriku yang selalu menjadi pusat dari segala situasi yang baik. Mungkin itulah namanya proses mencari jati diri ya. Semua orang di sekitarku berlomba-lomba menjadi yang terbaik, termasuk diriku.
Tapi ketika aku menginjak umur 20 tahun, aku mulai merasa lelah dengan kompetisi. Aku hanya ingin berlari di lintasan yang memang cocok untukku. Hal ini kusadari saat kuliah tingkat 3 atau semester 5-6. Banyak sekali mata kuliah yang kupelajari dalam kurun waktu yang bisa dibilang sangat cepat(karena memang aku mengambil kelas akselerasi). Otakku selalu diberikan materi-materi rumit setiap harinya, bahkan tugas yang diberikan pun benar-benar menguras kinerja otakku. Hal ini menyebabkan tidak semua mata kuliah benar-benar menyangkut di otakku. Alhasil aku hanya mengerti beberapa mata kuliah yang kusukai saja. Saat itu aku mulai berpikir untuk mencari bidang yang memang bisa ku-kuasai dengan baik. Aku mulai mencoba melamar menjadi asisten laboratorium yang memang mengandalkan kemampuan desain dan animasi. Syukur alhamdulillah aku mendapatkan panggilan untuk mengikuti tes di sana. Aku mulai belajar secara otodidak mulai dari software Corel Draw, Adobe Flash, Photoshop, Blender, dan Unity.
Setelah kuselami lebih mendalam software-software tersebut, aku merasakan ada sebuah bohlam lampu yang terus menerangi otakku yang gelap. Sepertinya mereka adalah jalanku menuju kesuksesan. Dan ternyata memang benar. Tak lama aku mendapat panggilan untuk bekerja di laboratorium tersebut. Senangnya bukan main, effort dan waktu ku benar-benar menghasilkan.
Di antara ke-5 software tersebut, Unity adalah software yang banyak mencuri perhatianku. Di dalamnya terdapat animasi, scripting, dan desain. ke-5 software tersebut saling berkesinambungan satu sama lain. Ya karena memang Unity dipergunakan untuk membuat game dan animasi. Aku takjub dengan Unity. Passionku mulai terbentuk saat itu. AKU HARUS MENJADI GAME DEVELOPER.
Aku terus menerus mempelajari Unity secara otodidak melalui video tutorial di youtube. Hingga akhirnya aku mempunyai ide untuk skripsiku. Aku harus membuat sebuah game. Awalnya aku mengusulkan game mengenai simulasi kebakaran. Namun kepala laboratoriumku bilang tema itu sudah banyak sekali di luar sana. Aku memutar otakku dan kemudian aku mulai mengajak temanku Ina. Kami membuat ide mengenai bencana alam. Great Idea Ever Made.
Kuajukan lah ide mengenai bencana alam : Erupsi Gunung Berapi kepada kepala laboratoriumku. Aku menuliskan ide nya bersama dengan Ina. Ini adalah ide kami berdua. Thank You So Much for Her. Kepala laboratoriumku membacanya dengan saksama sambil memeriksakan sumber penelitian ide yang kami tuliskan. Dan ! Diterima~~~ Pada saat itulah aku dan Ina mulai membujuk kepala laboratoriumku untuk menjadi pembimbing skrips kami. Alhamdulillah...
Awalnya kami gak sadar kalo game yang kami rancang itu memiliki cakupan yang luas. Sampai kepala laboratoriumku mengatakan hal itu. Akhirnya aku mengajak teman-teman laboratoriumku untuk ikut ke dalam project skripsi kami. Dan setelah itu kepala laboratoriumku melihat potensi besar dari game yang akan kami buat itu dan mulai mengajukannya menjadi penelitian besar di Universitas.
Penelitian game ini diterima... (Gak Nyangka Sebutir Ide Kecil Bisa Menjadi Besar)
dan akhirnya game ini pun mempermudah Thesisku... Hingga akhirnya sampai sekarang game ini masih dalam tahap pengerjaan... demo nya sudah berhasil dibuat hahaha
Thank You For Team~
Semoga untuk ke depannya game ini bisa menjadi kebanggaan untuk laboratorium dan untuk kami semua yang terlibat di dalamnya... dan yang lebih penting bagiku, game ini membawaku mewujudkan mimpiku menjadi Game Developer.... Aku bekerja menjadi Game Developer sekarang~
YEAY ~
YEAY ~
