yeonghee? nama pemberian ayahku itu adalah nama korea yang aku sendiri tidak tahu artinya. hanya saja sekarang namaku berubah menjadi 좋아한 yang artinya sangat suka. huh.... aku cukup bangga dengan nama itu. sudahlah...
sekarang aku sedang terjebak di dalam ruangan pengap dan berbau busuk seperti campuran kodok dan air keras serta seluruh isi pencernaannya yang sangat menjijikan bagiku. lab ini benar-benar membuatku muak dan seperti terjebak di tengah-tengah kematian yang akan datang menghampiriku sesegera mungkin jika aku tidak cepat terlepas dari ruangan pengap ini. aku sedang mencari akal agar dapat lolos dari perangkap orang-orang kaya yang keterlaluan itu. mereka mengurungku setelah pelajaran biologi selesai. guru-guru di sekolah inipun benar-benar tunduk terhadap orang tua mereka yang selalu memberi uang sogokan untuk tetap memberikan nilai bagus kepada anak-anak mereka yang sebenarnya hanyalah berandalan kecil yang sok tahu. sungguh beruntungnya aku terjebak di sekolah memuakkan ini. setahun yang lalu aku mengikuti beasiswa penerimaan siswa berprestasi di sekolah ternama ini. awalnya kukira tempat ini memang benar-benar berisi orang-orang berintelektual tinggi dan memiliki semangat belajar yang aktif. ternyata, tempat ini hanyalah tempat penimbunan sampah-sampah pemalas seperti mereka-mereka yang hanya bisa menghamburkan uang orangtuanya yang sudah bersusah payah mencari nafkah untuk membiayai sekolah mereka yang benar-benar kelewat mahal, jika aku adalah orang tua mereka, tak segan aku menskors uang jajan mereka dan menendang mereka dari rumah karena kelewat keterlaluan dan tak berotak bahkan kelewat idiot.
aku melihat sebuah balok kayu besar di sebelah lemari kaca tempat menyimpan gelas-gelas reaksi. aku mengambil balok kayu itu dengan sisa tenaga ku yang terkuras untuk tetap bernapas di ruangan menyakitkan ini. aku mengayunkan balok kayu itu ke arah pintu yang terbuat dari kaca anti peluru itu. oh! sungguh menyebalkan. pintu kaca ini hanya retak saja bahkan permukaannya masih sangat kuat sekali. akhirnya aku memutuskan untuk menghancurkan pintu itu dengan kampak emergency yang ada di lab itu. aku tak peduli terhadap kerusakan yang akan terjadi pada pintu yang dianggap sangat mahal dan berharga ini. aku tidak akan mengganti rugi. toh, orang tua mereka mampu membeli pintu yang lebih canggih dari pintu bobrok ini. aku mulai memukulkan kampak itu ke pintu dan perlahan-lahan membuat retakan dari balok kayu tadi mulai melebar dan menembus permukaan bagian luar kaca. setelah 20 menit berusaha akhirnya aku dapat keluar dan bernapas kembali. aku berhasil keluar dari ruangan pengap tak beroksigen itu. bayangkan jika aku tetap di ruangan itu sampai pagi, aku bisa mengeluarkan seluruh organ tubuhku dari mulutku sendiri karena mencium bau busuk yang benar-benar busuk dan pada jam 6 sore oksigen di ruangan itu akan dimatikan. jika aku tetap di dalam, maka tamatlah sudah riwayatku tepat pada jam 6 sore.
No comments:
Post a Comment